• MADRASAH MU'ALLIMIEN MUHAMMADIYAH
  • Unggul, Berintegritas, dan Berkemajuan (UNIK)

“KEISTIMEWAAN TAKWA DAN CARA MENGGAPAINYA”

KHUTBAH IDUL FITRI 1 SYAWWAL 1443 H./2 MEI 2022 M. 

Oleh: Dede Muslimin, M.Pd.

 (Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Leuwiliang, Sekretaris Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Bogor, Wakil Direktur Madrasah Mu’allimien Muhammadiyah Leuwiliang Bogor)

Disampaikan di Alun-alun Kecamatan Leuwiliang

DKM MASJID BESAR AL AWWALIEN KECAMATAN LEUWILIANG

 

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ هَذَا الْيَوْمَ عِيْدًا لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الملك الحق المبين. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اشرف الانبياء والمرسلين. اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillaahilhamdu

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Robb seluruh alam yang nikmatnya mengalir tiada henti kepada semua makhluknya tanpa terkecuali, beruntunglah orang-orang yang pandai bersyukur, karena Allah akan menambah nikmat tanpa hitungan, rugilah orang-orang yang kufur, sebab azabnya amat pedih.

Terlebih hari ini, dengan berkumpulnya kita di Alun-Alun Kota Leuwiliang ini merupakan nikmat silaturahim tersendiri setelah dua tahun kita tidak berkumpul seperti ini. Semoga pertemuan kita hari ini menjadi pertemuan yang penuh rahmat bagi kita semuanya. Aamiin ya robbal alamin.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga, kepada sahabat-sahabatnya yang mengikrarkan kesetiaan dalam perjuangan menegakkan ajaran Islam. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk tetap istiqomah meneladani yang telah disunnahkan dan mendapatkan syafaat nanti di yaumil akhir. Aamiin ya Robbal ‘alamin.

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Idul fitri hari ini pasti akan sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Semua dari kita pasti merasakan suasana yang berbeda, ada yang gembira bisa merayakan idul fitri ini dengan penuh suka cita, bisa berkumpul bersama keluarga besar, ada yang bahagia karena telah memiliki pendamping hidup, ada yang bahagia telah memiliki momongan, ada yang bahagia telah mendaptkan pekerjaan, ada yang bahagia telah menyelesaikan studi, dan ada banyak kebahagiaan lain mewarnai kehidupan kita.  Di sisi lain ada perasaan haru, ada perasaan sedih karena ekonomi tengah melemah karena imbas pandemi kemarin, ada yang sedih karena kehilangan anggota keluarga kita, kemarin masih ada dengan kita, sekarang sudah tiada, kemarin masih sehat, sekarang sedang terbaring sakit. Semua itu adalah bagian dari ketetapan dan kehendak Allah yang maha kuasa. Hanya dengan iman yang kuatlah kita akan bisa menerima semua itu dengan iklhas.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillaahilhamdu

Hadirin sekalian, fenomena sosial yang terjadi di tengah masyarakat kita dalam menyambut ramadhan dan idul fitri tahun ini begitu terlihat jelas sekali, terlebih setelah dua tahun pascapandemi ini, hilir mudik orang-orang dengan kendaraannya yang sangat intens membuat titik-titik kemacetan, terlebih di Leuwiliang ini yang merupakan kota ekonomi Bogor bagian Barat, semua orang gembira menyambut dan mempersiapkan hari raya ini.

Tradisi mudik yang telah melekat di negara kita menjadikan fenomena tersendiri yang unik dan bersejerah bagi para pelakunya. Semuanya dipersiapkan dengan gembira, dari jauh-jauh hari sudah dipersiapkan perbekalan untuk melakukan mudik itu, walau lelah tapi sarat dengan kegembiraan, bisa bertemu dengan orang tua, keluarga, saudara di kampung kelahiran.

Bahkan dilansir dari berbagai sumber, diprediksi sekitar 85jt orang yang melakukan perjalan mudik tahun 2022 ini dengan jumlah kendaraan roda empat sekitar 2,5jt unit, sedangkan dengan kendaraan roda dua sekitar 1,7 jt unit. Kalau bukan dilatari dengan rasa rindu, bahagia ini tidak akan terjadi, terlebih disitu ada kepastian waktu yang akan terjadi. Kapan bersiap-siap, kapan berangkat, bagaimana nanti diperjalan, harus membawa apa, menyiapkan bekal apa selama mudik dan mau memberikan apa nanti ketika telah tiba. Semuanya sudah terencana dengan baik.

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Pertanyaan berikutnya adalah, sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk kepulangan kita ke haribaan sang pencipta kelak, yang waktunyapun kita tidak ketahui, kapan, dimana, dalam keadaan bagaimana kita akan berpulang? Apa yang sudah kita persiapkan? bekal apa yang sudah kita miliki?

Dalam sebuah penggalan cerita, seorang guru bertanya kepada para anak didiknya, jika hari ini di sekolah ada rapat dewan guru dan kalian bubar lebih cepat dan bisa pulang lebih awal kalian merasa senang tidak? Tanya si guru, semua anak kompak menjawab dengan wajah riang “senang pak”. Si anak kompak menjawab senang karena dia tau akan pulang lebih cepat.

Lanjut pertanyaan berikutnya dari sang guru, di kelas ini ada yang mau mudik? Ada sebagian anak mengacungkan tangan pertanda mereka akan mudik. Kamu senang bisa mudik tahun ini? Tanya sang guru, “Senang Pak” jawab di anak. “Mudik itu kan pulang kampung pa, bisa bertemu kakek, nenek, keluarga dan saudara lain”. 

Pertanyaan terakhir dari sang guru, kalau kalian sekarang pulang menghadap Allah Swt senang ga? Semuanya terdiam, saling menatap satu sama lain, dan terdengar celetukan salah satu anak. Belum siap Pak, belum punya bekal. 

Hadirin sekalian, tiga pertanyaan tadi adalah membahas tentang “pulang”. Pertanyan pertama dan kedua responnya senang, gembira, tapi respon untuk pertanyaan ketiga berbeda. Maka dari itu marilah diantara kita untuk bisa saling mengingatkan untuk persiapan kepulangan kita nanti, menyiapkan bekal sebaik-baiknya agar kita tenang, tenteram, damai. Allah berfirman di dalam QS. Al-Baqoroh ayat 197:

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ .

Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat! (Qs: Al-Baqarah :197)

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillaahilhamdu

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Harapan dan tujuan dari ibadah ramadhan yang telah kita lalui selama satu bulan ini adalah untuk mencapai derajat takwa di hadapan Allah SWT. Sesuai dengan firman Allah di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ م ِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (Q.S Al Baqarah: 183)

 

Mari kita senantiasa untuk selalu bertakwa kepada Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah selalu mengajak manusia untuk bertakwa kepadanya serta menjadikan taqwa sebagai bekal dalam menjalankan kehidupan ini, Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim (Qs: Ali Imran: 102).

Marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT, sepanjang waktu dan di setiap tempat. Semoga kelak kita dipanggil Allah SWT dengan iman dan takwa yang terpatri dalam sanubari kita, aamiin.

Allah SWT menggariskan bahwa kemuliaan seseorang dihadapan-Nya tidak dilihat seberapa kekayaannya, sebagus apa raut wajahnya atau setinggi apa kekuasaan dan pangkatnya. Tetapi seberapa derajat ketakwaannya kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat: 13)

Dari ayat diatas jelas dipahami bahwa kemuliaan seseorang tidak dilihat jenis kelaminnya, laki-laki atau perempuan, apa bangsanya serta dari suku apa ia berasal karena semua itu semata-mata atas pemberian Allah. Bukan didapat melalui usaha yang dilakukan manusia. Kemuliaan manusia dihadapan Allah dilihat dari kualitas ketakwaannya kepada Allah yang itu dapat dicapai melalui usaha yang dilakukan manusia.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillaahilhamdu

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Kata takwa secara bahasa berarti terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar, menjelaskan takwa dari kata wiqayah yang berarti memelihara. Yaitu memelihara hubungan baik dengan Allah SWT, jangan sampai terperosok kepada perbuatan yang tidak diridhai dan memelihara segala perintah-Nya agar dapat dijalankan. Memelihara kaki jangan terperosok ke tempat yang penuh lumpur atau duri.

Orang yang bertakwa adalah orang yang selalu berhati-hati menjaga setiap tutur kata dan perilakunya dari setiap hal yang dilarang atau dimurkai Allah. Pada saat yang sama setiap perbuatan yang dilakukan menjadikan Allah ridha kepadanya.

Ali bin Thalib mengatakan, Takwa adalah tidak mengulang- ulang perbuatan maksiat, dan tidak terperdaya dengan merasa puas melakukan ketaatan”. Sebagian ulama juga mendefinisikan Takwa dengan mencegah diri dari adzab Allah dengan membuat amal sholeh dan takut kepada-Nya dikala sepi atau terang-terangan.

Takwa lahir sebagai konsekuensi logis dari keimanan yang kokoh, keimanan yang selalu dipupuk dengan muqorobatullah; merasa takut terhadap murka dan adzab-Nya, dan selalu berharap atas limpahan karunia dan ampunan-Nya.

Ali bin Abi Thalib mengatakan, orang bertaqwa kepada Allah akan senantiasa memiliki empat sifat yang melekat pada dirinya yaitu:

Pertama, Al-Khaufu Minal Jalil (taqwa itu akan menjadikan seseorang merasa takut kepada Allah swt yang memiliki sifat Jalal). Dengan adanya rasa takut kita kepada Allah yang mempunyai sifat Jalal ini menjadikan kita untuk berpikir kembali atau mempertimbangkan terlebih dahulu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah Ta’ala. Dan tentunya dengan adanya rasa takut itu kita menjadi timbul keinginan untuk bertaqwa dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. 

Kedua, Wal ‘amalu bit tanzil (beramal dengan dasar al-Qur’an dan as Sunnah). Dengan adanya pedoman hidup berupa Al-Quran dan As-Sunnah yang telah diturunkan oleh Allah dan ditinggalkan Rasulullah ﷺ tentunya menjadikan kita tidak melakukan suatu perbuatan tanpa mengetahui dalil/dasarnya atau biasa disebut taqlid buta. Sehingga derajat taqwa yang akan kita capai sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah.

Ketiga, Al-Qana’atu bil Qalil (menerima terhadap yang sedikit). Setiap orang yang bertaqwa akan selalu merasa cukup dengan rizki yang sedikit, sesungguhnya orang yang memiliki rizqi yang sedikit dan merasa cukup dengan rizqi tesebut adalah bukti sekaligus tanda bahwa orang itu dicintai oleh Allah Ta’ala. Misalkan saja kita sudah mempunyai penghasilan dari menjadi seorang PNS, seharusnya penghasilan tersebut harus diterima dan disyukuri berapapun itu. Namun inilah karena nafsu manusia terlalu banyak keiinginan sehingga terkadang penghasilan yang ada pun tidak mencukupi baginya. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang bersyukur bukan orang yang kufur akan rizki yang diterima.

Keempat, Al-isti’dadu li yaumir rakhil (bersiap-siap menghadapi hari perpindahan). Perpindahan dari alam dunia ke alam kubur lalu alam akhirat. Artinya segala amal orang yang bertaqwa senantiasa dalam rangka menyiapkan diri akan hadirnya hari kematian. yaitu hari keberangkatan dari alam dunia menuju alam akhirat.

Oleh karena itu ketika Rasulullah ditanya “siapakah manusia yang paling cerdas dan paling mulia di hadapan Allah?” beliau menjawab mereka adalah manusia yang paling banyak mengingat kematian dan paling semangat mempersiapkan diri menghadapinya.

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillaahilhamdu

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Agar empat sifat taqwa tersebut dapat kita raih, para ulama telah memberikan jalan dengan cara yaitu; pertama dengan cara mu’ahadah. Yaitu mengingat perjanjian dengan Allah SWT dengan cara menyendiri (berkhalwat) guna mengintropeksi diri terhadap kesalahan dan dosa yang diperbuat. Kedua dengan muraqabah (merasa diri dekat dan diawasi Allah SWT). Ketiga dengan cara muhasabah (mengintropeksi) diri terhadap segala kesahan dan dosa. Keempat adalah mu’aqobah (memberikan sangsi diri) terhadap kesalahan yang diperbuat. Kelima yaitu mujahadah (optimalisasi) yaitu memanfaatkan segala kesempatan yang diberikan Allah dengan bersungguh-sungguh beribadah kepadanya sebelum ajal menjemput.

Begitu beratnya menjadi orang bertakwa, Allah SWT menjanjikan keutamaan yang sangat besar, salah satunya sebagaimana firman Allah SWT:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar          

(QS. At Talaq ayat 2)

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS. At Talaq ayat 3)

Dari ayat tersebut, Allah SWT memberikan karunia yang luar biasa bagi orang yang bertakwa, yaitu memberikan jalan keluar dari segala macam persoalan kehidupan. Setiap manusia dalam kehidupannya pasti dihadapkan oleh permasalahan-permasalahan kehidupan. Allah SWT memberikan jaminan apabila yang menghadapi masalah adalah orang yang bertakwa, maka Allah memberikan jalan keluarnya. Termasuk apabila yang dihadapi terkait masalah ekonomi, maka Allah akan memberikannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka datangnya.

Itu adalah balasan Allah bagi orang bertakwa di dunia, sementara dalam kehidupan di akhirat Allah menjanjikan sebagaimana firman-Nya:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ

فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa. (QS. Al – Qamar ayat 54-55)

Demikian keutamaan balasan di dunia dan di akhirat bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk tetap istiqomah menuju derajat takwa yang kita idam-idamkan.

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Marilah pada kesempatan yang sangat mulia ini, kita berdoa bersama kepada Allah Swt. untuk keselamatan kita, keluarga, bangsa dan ummat ini.

A’udzu billahi minasy syaithonirrojim, Bismillahirohmanirohim, Alhamdulillahi robbil ‘alamin, hamdan yuafi ni’amahu wayukaafi maziidah, ya robbana lakalhamdu kama yambaghi lijalali wajhikal kariimi wa’azhimi shulthonik. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina muhammadin wa’alaa alihi wa ash habihi ajmain wa arhamna waiyyahum birohmatika ya arhamarrohimin

 

  • Ya Allah ya Tuhan kami, di hari yang sangat mulia ini, kami memohon dengan kerendahan hati. Muliakanlah kami, ummat ini, bangsa kami dan janganlah Engkau hinakan kami, kabulkanlah permohonan kami, janganlah Engkau tahan, tambahkanlah apa yang ada pada kami, janganlah Engkau kurangi dan curahkanlah keridhoan Mu kepada kami.
  • Ya Allah ya Tuhan kami, jadikanlah negeri kami negeri yang aman, sejahtera, negara yang penduduknya senantiasa taqorrub kepada Mu serta taqorrub sesama hamba Mu.
  • Ya Allah ya Tuhan kami, jadikanlah para pemimpin kami, pemimpin yang takwa, jujur, adil, dan amanah dalam menjalankan segala perintah Mu, bimbinglah mereka ya Allah agar mereka berhasil membangun negeri ini menjadi negeri yang berkemajuan serta senantiasa mendapat curahan rahmat, berkah, dan maghfirah Mu.
  • Ya Allah, kami sadar, masih banyak perintah Mu yang masih kami abaikan, masih banyak larangan Mu yang kami masih lakukan, kami berlumuran dosa dan kesalahan, tetapi kami yakin Engkau adalah Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.
  • Ampunilah semua dosa dan kesalahan kami, ampunilah semua dosa dan kesalahan ibu dan bapak kami, ampunilah semua dosa dan kesalahan para guru dan pemimpin kami, ampunilah semua dosa dan kesalahan orang-orang yang banyak berbuat kepada kami, ampunilah semua dosa dan kesalahan orang-orang yang pernah kami sakiti, kami bohongi, dan kami khinati.

 

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتُ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتُ اَلْاَحْيَاءِمِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ. رَبَّنَا اتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَة وَفِي الْاخِرَاةِ حَسَنَة وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh

Komentari Tulisan Ini